Kamis, 19 April 2012

Rangkuman Teori Kepemimpinan(Situasional)

A. Model Kontingensi
B. Vroom and Yetton
C. Path-goal theory




KONTINGENSI FIELDER
Model Kepemimpinan Kontingensi. Model kepemimpinan kontingensi dikembang-kan oleh Fielder. Fielder dalam Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1995) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan yang paling sesuai bagi sebuah organisasi bergantung pada situasi di mana pemimpin bekerja. Menurut model kepemimpinan ini, terdapat tiga variabel utama yang cenderung menentukan apakah situasi menguntukang bagi pemimpin atau tidak. Ketiga variabel utama tersebut adalah : hubungan pribadi pemimpin dengan para anggota kelompok (hubungan pemimpin-anggota); kadar struktur tugas yang ditugaskan kepada kelompok untuk dilaksanakan (struktur tugas); dan kekuasaan dan kewenangan posisi yang dimiliki (kuasa posisi).
Berdasar ketiga variabel utama tersebut, Fiedler menyimpulkan bahwa : para pemimpin yang berorientasi pada tugas cenderung berprestasi terbaik dalam situasi kelompok yang sangat menguntungkan maupun tidak menguntungkan sekalipun; para pemimpin yang berorientasi pada hubungan cenderung berprestasi terbaik dalam situasi-situasi yang cukup menguntungkan.
Dari kesimpulan model kepemimpinan tersebut, pendapat Fiedler cenderung kembali pada konsep kontinum perilaku pemimpin. Namun perbedaannya di sini adalah bahwa situasi yang cenderung menguntungkan dan yang cenderung tidak menguntungkan dipisahkan dalam dua kontinum yang berbeda.
VROOM and YETTON
Bagaimana Anda akan mendapatkan output yang diharapkan dari keputusan Anda pada hal tertentu? Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang baik? Dalam situasi apa aku harus konsultasi dari orang lain atau untuk membuat keputusan sendiri? Bagaimana cara mendapatkan komitmen dari pengikut saya pada keputusan tertentu?
Vroom-Yetton-Jago Normatif Keputusan Model membantu kita untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Model ini mengidentifikasi lima gaya yang berbeda (mulai dari otokratis ke konsultatif ke grup berbasis keputusan) pada situasi & tingkat keterlibatan. Mereka adalah:
Otokratis Tipe 1 (AI) – Pemimpin membuat keputusan sendiri dengan menggunakan informasi yang tersedia bagi Anda pada saat itu. Tipe ini benar-benar otokratis.
Tipe otokratis 2 (AII) – Pemimpin mengumpulkan informasi yang diperlukan dari pengikutnya, lalu membuat keputusan sendiri. Masalah atau keputusan mungkin atau mungkin tidak diberitahukan kepada pengikutnya. Di sini, keterlibatan pengikut hanya memberikan informasi.
Konsultatif Tipe 1 (CI) – Pemimpin masalah saham pengikut yang relevan secara individual dan mencari ide & saran mereka dan membuat keputusan sendiri. Sini pengikut ‘tidak bertemu satu sama lain & keputusan pemimpin mungkin atau mungkin tidak memiliki pengaruh pengikut. Jadi, di sini adalah keterlibatan pengikut pada tingkat memberikan alternatif secara individual.
Konsultatif Tipe 2 (CII) – Pemimpin masalah saham yang relevan sebagai kelompok pengikut dan mencari ide & saran mereka dan membuat keputusan sendiri. Di sini pengikut ‘bertemu satu sama lain dan melalui diskusi mereka memahami alternatif lain. Tapi keputusan pemimpin mungkin atau mungkin tidak memiliki pengaruh pengikut. Jadi, di sini adalah keterlibatan pengikut pada tingkat membantu sebagai suatu kelompok dalam pengambilan keputusan.
Kelompok berbasis Type 2 (GII) – Pemimpin mendiskusikan masalah & situasi dengan pengikut sebagai kelompok dan mencari ide-ide mereka & saran melalui brainstroming. Pemimpin menerima keputusan & jangan coba memaksa gagasannya. Keputusan diterima oleh kelompok yang terakhir.
PATH & GOAL THEORY
The Path-Goal Theory of Leadership yang dikembangkan untuk menggambarkan cara para pemimpin yang mendorong dan mendukung para pengikut mereka dalam mencapai tujuan, mereka telah ditetapkan dengan membuat jalan yang mereka harus jelas dan mudah.
Secara khusus, para pemimpin:
* Memperjelas jalan jadi bawahan tahu jalan mana yang harus pergi.
* Hapus penghalang jalan menghentikan mereka yang pergi ke sana.
* Meningkatkan penghargaan di sepanjang rute.
Pemimpin dapat mengambil pendekatan yang kuat atau terbatas pada ini. Dalam menjelaskan jalan, mereka mungkin direktif atau memberikan petunjuk samar. Dalam memindahkan penghalang jalan, mereka dapat menjelajahi jalur atau membantu memindahkan pengikut blok yang lebih besar. Dalam meningkatkan penghargaan, mereka dapat memberikan dorongan atau kadang-kadang membuka jalan dengan emas.
Variasi dalam pendekatan ini akan tergantung pada situasi, termasuk pengikut kemampuan dan motivasi, serta kesulitan dari pekerjaan dan faktor-faktor kontekstual lainnya.
Rumah dan Mitchell (1974) menggambarkan empat gaya kepemimpinan:
Mendukung kepemimpinan
Mengingat kebutuhan pengikut, menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan mereka dan menciptakan lingkungan kerja yang bersahabat. Ini termasuk pengikut meningkatkan harga diri dan membuat pekerjaan lebih menarik. Pendekatan ini adalah yang terbaik ketika pekerjaan stres, membosankan atau berbahaya.
Kepemimpinan direktif
Mengatakan pengikut apa yang perlu dilakukan dan memberi bimbingan yang tepat di sepanjang jalan. Hal ini termasuk memberi mereka jadwal kerja spesifik yang harus dilakukan pada waktu tertentu. Hadiah mungkin juga akan meningkat sesuai dengan kebutuhan dan ambiguitas peran menurun (dengan mengatakan kepada mereka apa yang mereka harus lakukan).
Ini dapat digunakan jika tugas yang tidak terstruktur dan kompleks dan pengikut tidak berpengalaman. Hal ini akan meningkatkan rasa pengikut keamanan dan kontrol dan karenanya sesuai dengan situasi.
Kepemimpinan partisipatif
Konsultasi dengan pengikut dan mengambil ide-ide mereka ke account user ketika membuat keputusan dan mengambil tindakan tertentu. Pendekatan ini yang terbaik adalah ketika para pengikut ahli dan saran mereka adalah baik diperlukan dan mereka berharap untuk dapat memberikannya.
Kepemimpinan berorientasi prestasi
Menetapkan tujuan yang menantang, baik dalam pekerjaan dan dalam perbaikan diri (dan sering bersama-sama). Standar yang tinggi ditunjukkan dan diharapkan. Pemimpin menunjukkan kepercayaan pada pengikut kemampuan untuk berhasil. Pendekatan ini adalah yang terbaik ketika tugas kompleks.


Contoh Kasus dari PERUSAHAAN YAHOO 
 
Yahoo! Dari sejarahnya sejak ditemukan dan kemudian dipublish mulai  tahun 1994, ada  orang yang menjadi konseptor  dibelakang semuaini.
Secara kebetulan mereka menemukan cara yang efektif  untuk mengumpulkan sebuah daftar bookmark yang besar, yang kemudian dikelompokkan berdasarkan subyek tertentu. Dari sinilah lahir ide, untuk membuat bentuk online dari ide ini. Kemudian merekapun membuat sebuah program database untuk menerapkan ide tersebut.
Dari sinilah cikal bakal lahirnya Yahoo!.Yahoo kemudian berkembang dan menjadi sangat popular. Pada tahun 1994, Yahoo telah mencapai akses sejuta dalam satu hari, yaitu dengan 100 ribu pengunjung. Pada saat ini Yahoo adalah salah satu Web Favorite yang di akses oleh lebih 400 juta lebih pengunjung dalam setiap bulannya.
Yahoo! dioperasionalkan oleh perusahaan bernama Yahoo! Inc. Meski pada awalnya hanya semacam bookmark namun seiring perkembanganya maka Yahoo kini semakin maju pesat dan menawarkan beragam fasilitas dari email yahoo,search engine yahooyahoo groupsyahoo.bookmarkyahoo babel fish, yahoo downloads, yahoo games, yahoo massager, dan yahoo geocities.
Pada tahun 2008 lalu Yahoo tersandung masalah ketika mengalami kesulitan keuangan, bahkan kemudian dikabarkan akan merger dengan Microsoft. Perusahaan milik Bill Gates ini mengajukan penawaran kepada Yahoo senilai USD 45 miliar dalam bentuk tunai dan saham. Beberapa bulan kemudian, Yahoo menolak tawaran Microsoft tersebut dan menganggap tawaran itu terlalu rendah.


Kamis, 12 April 2012

Gaya Kepemimpinan Soeharto


Pada jaman pemerintahan Soeharto warga keturunan Tionghoa dilarang berekspresi. Sejak tahun 1967, warga keturunan dianggap sebagai warga negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga pribumi, yang secara tidak langsung juga menghapus hak-hak asasi mereka. Kesenian barongsai secara terbuka, perayaan hari raya Imlek, dan pemakaian Bahasa Mandarindilarang, meski kemudian hal ini diperjuangkan oleh komunitas Tionghoa Indonesia terutama dari komunitas pengobatan Tionghoa tradisional karena pelarangan sama sekali akan berdampak pada resep obat yang mereka buat yang hanya bisa ditulis dengan bahasa Mandarin. Mereka pergi hingga ke Mahkamah Agung dan akhirnya Jaksa Agung Indonesia waktu itu memberi izin dengan catatan bahwa Tionghoa Indonesia berjanji tidak menghimpun kekuatan untuk memberontak dan menggulingkan pemerintahan Indonesia.
Satu-satunya surat kabar berbahasa Mandarin yang diizinkan terbit adalah Harian Indonesia yang sebagian artikelnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Harian ini dikelola dan diawasi oleh militer Indonesia dalam hal ini adalah ABRI meski beberapa orang Tionghoa Indonesia bekerja juga di sana. Agama tradisional Tionghoa dilarang. Akibatnya agama Konghucu kehilangan pengakuan pemerintah.
Pemerintah Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya ketika itu mencapai kurang lebih 5 juta dari keseluruhan rakyat Indonesia dikhawatirkan akan menyebarkan pengaruhkomunisme di Tanah Air. Padahal, kenyataan berkata bahwa kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai pedagang, yang tentu bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh komunisme, yang sangat mengharamkan perdagangan dilakukan. Orang Tionghoa dijauhkan dari kehidupan politik praktis. Sebagian lagi memilih untuk menghindari dunia politik karena khawatir akan keselamatan dirinya.


Pak Harto, panggilan akrab, beliau merupakan pemimpin yang punya visi dan misi. Target jangka pendek dan jangka panjangnya sangat jelas. Mahir dalam strategi, detailis dan pandai dalam menggunakan kesempatan. Pembawaaannya formal dan tidak hangat dalam bergaul.

Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta mempunyal visi yang jauh ke depan dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian. Seorang penulis bernama Christina Ismail-Mahn, tinggal di Eropa, menulis perihal Soeharto dengan penuh puji-pujian. Buku tipis 67 halaman itu ditulis pada 1981, berjudul President Suharto, A Profile. Soeharto digambarkan bak seorang presiden tanpa cela yang berhasil menyelamatkan dan menyejahterakan bangsa Indonesia.


Pada masa pemerintahan Soeharto, rakyat tidak bebas dalam bersuara, kebebasan rakyat dibatasi dengan banyak aturan, dalam berorganisasipun diatur oleh pemerintah secara nyata. Media Pers dibungkam dengan lahirnya UU Pokok Pers No. 12 tahun 1982. UU ini mengisyaratkan adanya peringatan mengenai isi pemberitaan ataupun siaran. Organisasi massa yang terbentuk harus memperoleh izin pemerintah dengan hanya satu organisasi profesi buatan pemerintah yang diperbolehkan berdiri. Sedangkan untuk mengeliminir gerakan mahasiswa maka segera diberlakukannya NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan). Kebijakan ini ditentang keras oleh banyak organisasi mahasiswa. Hubungan kegiatan mahasiswa dengan pihak kampus hanyalah kepada mereka yang diperbolehkan pemerintah lewat mekanisme kontrol dekanat dan rektorat. Sehingga organisasi massa tak lebih dari wayang-wayang Orde Baru.

Sedangkan demi terwujudnya Negara yang bebas dari unsure PKI, Soeharto tak segan-segan dalam memberantas unsure PKI. Tindakan pembersihan dari unsur-unsur komunis (PKI) membawa tindakan penghukuman mati anggota Partai Komunis di Indonesia yang menyebabkan pembunuhan sistematis sekitar 500 ribu "tersangka komunis", kebanyakan warga sipil, dan kekerasan terhadap minoritas Tionghoa Indonesia. Belum lagi penculikan terhadap keluarga anggota PKI. Disini terlihat sekali bagaimana ambisiusnya seorang Soeharto untuk mewujudkan misi dan visinya tanpa menghiraukan hubungannya dengan masyarakat.

Ambisi yang lainnya saat menjadikan Timor Timur sebagai provinsi ke-27 (saat itu) juga dilakukannya karena kekhawatirannya bahwa partai Fretilin (Frente Revolucinaria De Timor Leste Independente /partai yang berhaluan sosialis-komunis) akan berkuasa di sana bila dibiarkan merdeka. Hal ini telah mengakibatkan menelan ratusan ribu korban jiwa sipil. Sistem otoriter yang dijalankan Soeharto dalam masa pemerintahannya membuatnya populer dengan sebutan "Bapak", yang pada jangka panjangnya menyebabkan pengambilan keputusan-keputusan di DPR kala itu disebut secara konotatif oleh masyarakat Indonesia sebagai sistem "ABS" atau "Asal Bapak Senang". Pemerintahan bagai dimonopoli agar dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Soeharto.

Disini dapat dilihat bahwa dalam gaya kepemimpinan Managerial Grid, gaya kepemimpinan Soeharto masuk ke dalam Grid 9.1. Seorang pemimpin disebut sebagai pemimpin yang menjalankan tugasnya secara otokratis. Pemimpin semacam ini hanya mau memmikirkan tentang usaha peningkatan efisiensi pelaksanaan kerja, tidak mempunyai atau hanya sedikit rasa tanggung jawabnya pada orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Dan gaya kepemimpinanya lebih menonjol otokratisnya.

Referensi
Wikipedia
www.lilbee91.blogspot.com
www.lasyithaanindiya.blogspot.com