BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Adanya
kemajuan perekonomian global dewasa ini mendorong pertumbuhan usaha atau bisnis
pada sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor ini. Perbedaan
utama antara perusahaan penghasil produk berupa barang dengan perusahaan
penghasil jasa adalah pada pemasarannya, dimana jasa lebih dituntut memberikan
kualitas yang optimal dari layanan konsumennya. Konsumen dapat memiliki
penilaian yang sangat subjektif terhadap suatu jasa karena mereka merasakan
standar kualitas pelayanan yang diberikan pengaruh pada kepuasan yang akan
diraih.
Ditengah
kondisi persaingan pada sektor jasa yang semakin meningkat, mengharuskan
perusahaan untuk terus meningkatkan layanan konsumennya. Salah satu cara yang
dapat digunakan untuk memenangkan persaingan tersebut menurut Tjiptono adalah
kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan jasa (service quality) adalah tingkat
keuggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut
untuk memenuhi keinginan konsumen Tjiptono.
Kualitas
pelayanan berpusat pada upaya pemenuhab kebutuhan dan keinginan konsumen serta
ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan konsumen, menurut parasuraman
dalam Tjiptono terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan
yaitu expected service dan perceiver service. Apabila pelayanan yang diterima
atau dirasakan sesuai yang diharapkan, makka kualitas yang dipersepsikan baik
dan memuaskan. Jika, pelayanan yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka
kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika
jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas
dipersepsikan buruk. Dengan demikian, baik tidaknya kualitas pelayanan
tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya
secara konsisten.
Variabel kualitas
pelayanan menurut Gronroos dalam Tjiptono diantarannya : technical quality,
funtional quality, dan corporate image. Technical quality yaitu komponen yang
berkaitan dengan kualitas output jasa yang diterima pelanggan. Sedangkan
functional quality yaitu komponen yang berkaitan dengan cara penyampaian suatu
jasa. Dan corporate image yaitu sesuatu yang berhubungan dengan reputasi dari
produsen yang menyediakan jasa.
Menurut
Depkes, jumlah rumah sakit yang dikelola swasta cenderung terus meningkat
setiap tahunnya, dari tahun 2001 sebanyak 580 unit bertambah sekitar 7,9%
menjadi 626 unit pada 2005 lalu, atau
rata-rata meningkat sekitar 2% pertahun. Dalam periode yang sama, perkembangan
rumah sakit umum swasta meningkat 17,2% dari 411 unit menjadi 436 unit. Begitu
juga rumah sakit khusus swasta meningkat sekitar 12,4% dari 169 unit menjadi
190 unit. Sebagian besar rumah sakit swasta yang beroperasi di kota-kota besar,
lebih berorientasi ke aspek bisnis (profit oriented), terutama untuk rumah
sakit swasta papan atas sarat dengan persaingan dalam kualitas pelayanannya
hingga bertaraf internasional. Bahkan dengan tarif RS swasta yang mahal ini
ternyata tidak menyurutkan minat pengguna dari golongan masyarakat
menengah-atas. Disamping pelayanan yang professional, rumah sakit swasta
dilengkapi berbagai fasilitas dan peralatan canggih. Hal ini menjadi bukti
pelayanan yang baik pada rumah sakit swasta di Indonesia (PT Media Data Riset,
20 Maret 2009).
Lembaga
Bantuan Hukum Kesehatan (LBHK) menyatakan banyaknya kasus malpraktek dokter di
Indonesia adalah akibat sistem kesehatan yang tidak menunjang. Sejak 1999
hingga 2004, menurut data LBH Kesehatan sudah ada 126 kasus yang diduga
malpraktek. Istilah malpraktek bisa dibilang sudah tidak asing lagi di telinga
masyarakat. Media informasi, baik cetak maupun elektronik. Hal ini akan
berdampak buruk terhadap eksistensi dunia kesehatan. Maraknya malpraktek ini
juga akan membuat masyarakat tidak percaya lagi pada pelayanan kedokteran di
Indonesia. Oleh karena itu baik rumah sakit pemerintah ataupun swasta harus
selalu memperbaiki kualitas pelayanan terhadap masyarakat agar memperoleh
kepercayaan dan kepuasan pasien (Tempo, kamis 23 april 2009).
Dewasa ini
banyak bermunculan sarana pelayanan kesehatan baru khususnya rumah sakit, kemajuan
teknologi dan ketatnya persaingan baik rumah sakit dalam maupun luar negeri
menyebabkan pihak rumah sakit menawarkan pelayanan yang terbaik dan
menggerakkan pemasaran aktif. Rumah sakit PKU Muhammadiyah Cepu merupakan salah
satu rumah sakit swasta di Blora yang mengalami peningkatan yang cukup pesat
dari tahun ke tahun. Pada awalnya rumah sakit ini hanya sebuah poliklinik
kesehatan biasa yang kecil dan akhirnya bisa berkembang, baik pada segi
pelayanan atau bangunannya. Masyarakat lebih condong memilih PKU Muhammadiyah
Cepu dari pada rumah sakit yang lainnya berdasarkan beberapa hal, di antaranya
yaitu: bentuk bangunan yang asri, keramahan dari tenaga medis, kemudahan
administrasi, dan tersedianya fasilitas pelayanan yang baik. Meskipun biaya
sewa kamar atau rawat inap lebih mahal dari rumah sakit umum daerah ataupun
swasta daerah lainnya dan kadang tidak adanya dokter pengganti pada waktu hari
libur nasional atau tanggal merah, tetapi masih banyak orang yang memilih
berobat di rumah sakit ini.
Dalam hal
kualitas pelayanan rumah sakit PKU Muhammadiyah Cepu harus bisa lebih baik
untuk memenangkan persaingan. Di daerah Cepu sendiri ada beberapa rumah sakit
yang menjadi pesaing bagi rumah sakit PKU Muhammadiyah Cepu, diantaranya yaitu:
RSUD Blora, RSUD Cepu, rumah sakit Migas, poliklinik Bagas, dan RSUD Padangan.
Kualitas
pelayanan menjadi penting di sini untuk memenuhi setiap harapan pengguna agar
pengguna jasa merasa puas dengan semua pelayanan yang telah diberikan oleh
sebuah rumah sakit. Rumah sakit PKU Muhammadiyah dalam kaitannya dengan
peningkatkan kualitas pelayanaannya kepada pengguna jasa rumah sakit dan
masyarakat juga menjadi rujukan rumah sakit rawat inap dari perusahaan asuransi
yang cukup besar di Indonesia yaitu asuransi Prudential dan Global Assistance
and Healthcare. Hal ini menjadi suatu prestasi yang sangat membanggakan bagi
rumah sakit swasta yang berada di daerah atau tingkat kabupaten (Nofaal
Wordpress, 20 april 2009).
Dari data
diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul PENGARUH KUALITAS PELAYANAN
TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA JASA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH CEPU.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
diatas penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1. Apakah variabel kualitas pelayanan yang terdiri dari
technical quality, funcional quality, dan corporate image berpengaruh secara
simultan terhadap kepuasan pengguna di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu?
1.2.2. Apakah variabel kualitas pelayanan yang terdiri dari
technical quality, funcional quality, dan corporate image berpengaruh secara
parsial terhadap kepuasan pengguna di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu?
1.2.3. Manakah vaiabel kualitas pelayanan yang terdiri dari
technical quality, funcional quality, dan corporate image berpengaruh dominan
terhadap kepuasan pengguna di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu?
1.3. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, dapat ditetapkan bahwa tujuan
dari penelitian ini adalah:
1.3.1. Mengetahui pengaruh secara simultan variabel kualitas
pelayanan technical quality, funcional quality, dan corporate image terhadap
kepuasan pengguna di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu.
1.3.2. Mengetahui pengaruh secara parsial variabel kualitas
pelayanan technical quality, funcional quality, dan corporate image terhadap
kepuasan pengguna di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu.
1.3.3. Mengetahui diantara variabel kualitas pelayanan
technical quality,funcional quality, dan corporate image yang berpengaruh
dominan terhadap kepuasan pengguna di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
bagi masyarakat luas dan khususnya kepada :
1.4.1. Peneliti Memperluas pengetahuan dalam bidang
pemasaran khususnya pada masalah kualitas pelayanan serta sebagai kesempatan untuk
mengaplikasikan teori-teori yang didapatkan selama masa perkuliahan.
1.4.2. Bagi Perusahaan Manajer dapat mengetahui bagaiman
peran kualitas pelayan terhadap kepuasan pengguna, sehingga rumah sakit dapat
mengembangkan atau memperbarui kualitas pelayanan yang terbaik untuk pengguna.
1.4.3. Bagi UIN Malang Menambah khazanah keilmuan untuk
penelitian selanjutnya dan referensi pada perpustakaan UIN Malang
1.5 Kerangka Pemikiran
Kerangka
pemikiran ini meliputi kajian tentang kinerja pelayanan pasian terhadap rumah sakit
dengan memperhatikan variabel kepuasan pelayanan dalam melakukan pelayanan
kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar