Minggu, 02 Desember 2012

Tugas Proposal Metode Riset


BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah. Pemilihan tersebut di dasarkan pada letak usaha yang strategis, karena dapat dijangkau oleh masyarakat yang memerlukan jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit PKU Muhammadiyah cepu juga merupakan salah satu rumah sakit swasta di Blora yang mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Permasalahan yang ada di Rumah Sakit ini adalah tidak adanya dokter pengganti pada saat hari libur nasional atau tanggal merah. Apakah dengan keadaan yang seperti itu pengguna jasa Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu puas dengan pelayanan yang diberikan atau tidak puas karena pelayanan tidak sesuai dengan harapan. Dengan pertimbangan demikian penulis mengambil obyek lokasi penelitian di RS PKU Muhammadiyah Jl. Ronggolawe No 137 Cepu, Blora.
3.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Prosesnya berawal dari teori, selanjutnya diturunkan menjadi hipotesis penelitian yang disertai pengukuran dan operasional konsep, kemudian generalisasi empiris yang bersandar pada statistik, sehingga dapat disimpulkan sebagai temuan penelitian.
Dalam pelaksanaannya, metode penelitian yang dipakai adalah metode survei. Menurut Singaribun dan Effendi (1989:3), penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan cara menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
3.3. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2005:72), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.
Sedangkan menurut Tika (2006:33) sampel adalah bagian suatu subjek atau objek yang memiliki populasi. Adapun populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah pengguna yang menjalani rawat inap di RS PKU Muhammadiyah cepu dan dalam keadaan yang memungkinkan (sadar) untuk memberikan pendapatnya secara pibadi. Namun, jika pengguna tidak memungkinkan untuk dimintai keterangan, maka dapat diwakili oleh keluarga pengguna yang menjaga.
Menurut sugiyono (2005:77), teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Adapun jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan pendapat Maholtra dalam Sri Rahayu (2005:46) bahwa jumlah pengamatan (ukuran sampel) yaitu lima kali jumlah instrumen. Berdasarkan pendapat Maholtra, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12x5 = 60 , jadi peneliti mengambil sampel sebanyak 60 responden.
3.4. Data dan Sumber Data
Sumber data penelitian adalah subyek dimana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006:129). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
3.4.1. Data Primer
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:146) data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Dalam penelitian ini data primer menggunakan kuesioner, dan sumber data diperoleh dari responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti. Responden dalam penelitian ini, diambil dari pengguna atau keluarga pengguna yang telah menjalani rawat inap tiga hari atau lebih.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Supomo, 2002:147). Dalam hal ini data sekunder di dapatkan dari manajemen RS PKU Muhammadiyah cepu, internet, media cetak dan kepustakaan.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.5.1. Kuesioner
Menurut sugiyono kuisioner merupakan teknik  pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini, kuesioner akan diberikan kepada pengguna jasa Rumah Sakit PKU Muhammadiyah cepu.
3.5.2. Dokumentasi
Menurut Usman dan Setiady Akbar (2006:73), teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Sedangkan menurut Hasan (2002:87), studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen yang digunakan dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus dalam pekerjaan social dan dokumen lainnya. Dokumentasi dalam penelitian ini berasal dari brosur, rekap medis, dan internet yang bisa dijadikan bahan dokumentasi.


3.6. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).
3.6.1. Variabel bebas (independen)
Menurut Sugiyono (2005:33), variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Adapun yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah:
Kualaitas Pelayanan (X)
XI = technical quality
                Yaitu yang berhubungan dengan outcome suatu pelayanan atau aspek=aspek nyata yang biasa dilihat dan diraba.
X2 = functional quality
                Yaitu segala sesuatu yang llebih banyak berhubungan dengan proces delivery atau bagaimana pelayanan diberikan kepada pelanggan, serta keinginan dan kecepan tanggapan untuk membantu pengguna dalam menyedeiakan pelayanan yang dibutuhkan tersebut.
X3 = corporate image
                Yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan reputasi dari pihak RS PKU Muhammadiyah Cepu selaku penyedia jasa dan merupakan suatu hal yang dapat menimbulkan kepercayaan pengguna jasa terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh RS PKU Muhammadiyah Cepu.

3.6.2. Variabel terikat (dependen)
Menurut Sugiyono (2005:33) variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah:
1.       Kepuasan pengguna jasa (Y)
Menurut Kotler dalam Lupiyoadi kepuasan pelanggn merupakan tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk atau jasa yang diterima dan yang diharapkan.
        Kepuasan pengguna merupakan suatu hasil evaluasi atas kesesuaian antara harpan yang diinginkan dengan kinerja aktual penyedia jasa yaitu RS PKU Muhammadiyah Cepu yang dirasakan setelah penggunaan jasa oleh pengguna. Kepuasaan pengguna juga dikatakan senang dari pengguna terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit. Dalam penelitian ini kepuasan pengguna jasa merupakan variabel terikat atau variabel yang diketahui.

3.7. Uji Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengukur data variabel-variabel kualitas pelayanan adalah kuisioner yang berisi daftar pernyataan yang dikembangkan berdasarkan variabel-variabelnya. Kuisioner tersebut biasanya menggunakan skala Likert dan modelnya adalah skala five point. Pada setiap pernyataan kuisioner, responden memberi respon antara lain: tingkat persetujuan dalam tingkat sangat setuju hingga sangat tidak setuju. Respon terhadap setiap pernyataan diberi skor antara 1 sampai dengan 5.
Kuisioner sebagai instrumen pengukuran variabel harus teruji baik validitas maupun reliabilitasnya. Pengujian validitas kuisioner dimaksudkan untuk memastikan bahwa kuisioner benar-benar mengukur apa yang hendak di ukur, sedangkan pengujian reliabilitas kuisioner ditujukan untuk memastikan apakah kuisioner memberikan hasil pengukuran konsisten.
3.7.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur yang disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Validitas suatu instrumen akan menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur yang akan digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran.
Dengan demikian permasalahan validitas instrumen (kuesioner) akan menunjukkan pada mampu tidaknya instrumen tersebut untuk mengukur apa yang di ukur. Apabila instrumen tersebut mampu untuk mengukur apa yang diukur, maka disebut valid dan sebaliknya, apabila tidak mampu mengukur untuk apa yang diukur, maka dinyatakan tidak valid.
Validitas instrumen (kuesioner) dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe pokok, antara lain validitas isi, validitas yang berhubungan dengan kriteria, dan validitas konstrak. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstrak (susunan), yang ditetapkan menurut analisis rasional terhadap isi tes atau angket yang penilaiannya didasarkan pada pertimbangan subyektif individual dengan mempertimbangkan baik teori maupun instrumen pengukur itu sendiri.
Untuk mengetahui tingkat validitas suatu instrumen penelitian,maka sebelum instrumen tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba dan hasilnya dianalisis. Sedangkan untuk menguji tingkat validitas instrumen penelitian, dapat digunakan teknik dengan menghitung korelasi antar skor masing-masing pertanyaan dan skor total, dengan menggunakan rumus korelasi product moment, seperti yang dinyatakan Singarimbun (1989:137) sebagai berikut:
Rxy= n(Exy)-(Ex)(Ey)/akar{nEx2-(Ex)2}{nEy2-(Ey)2}
         
                Keterangan:

Rxy         = koefisien korelasi item yang dicari
n             = Jumlah sampel/ responden
X             = skor responden untuk tiap item
Y              = total skor tiap responden dari seluruh item
ΣX           = jumlah skor dalam distribusi X
ΣY           = jumlah skor dalam distribusi Y
ΣX2         = jumlah skor masing-masing skor X
ΣY2         = jumlah skor masing-masing skor Y

                Setelah semua korelasi setiap pernyataan dengan skor total diperoleh, nilai-nilati tersebut dibandingkan dengan nilai kritik.
-          Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, maka variabel tersebut valid
-          Jika r hitung positif dan r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid
Menurut Tika (2006:65), menyatakan bahwa jika korelasi faktor positif jika besarnya 0,3 keatas, dapat dianggap sebagai konstruksi kuat atau instrumen memiliki validitas yang baik.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok atau subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek dalam diri kelompok atau subyek yang diukur belum berubah. Dengan demikian, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Teknik untuk mengukur reliabilitas instrumen dengan menggunakan skala Likert dapat menggunakan rumus koefisien relialibilitas hitung, (Arikunto, 2006:196) sebagai berikut:
Rn=k/k-1{1-Ea2b/a1b}
Keterangan :
Rn   = raliabilitas instrumen
K     = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Α2b                = jumlah butir varian
A1b= varian total
        Setelah dilakukan perhitungan kemudian dibandingkan dengan tabel niai kritis dengan ketentuan sebagai berikut :
-          Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, maka variabel tersebut reliabel
-          Jika r hitung positif dan r hitung <r  tabel, maka variabel tersebut tidak reliabel
Menurut tika menyatakan bahwa jika korelasi faktor positif jika besarnya 0,3 keatas, dapar dianggap sebagai konstrruksi kuat atau instrumen memiliki validitas yang baik.

13.8   Uji asumsi klasik
Untuk mengetahui apakah ada penyimpangan terhadap variabel yang ada dalam model dan untuk mendapatkan kesimpulan statistik yang dapat dipertanggung jawabkan digunakan uji asumsi klasik.
3.8.1. Uji Asumsi Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah ada hubungan (korelasi) diantara atau semua variabel penjelas dalam model regresi yang sempurna atau pasti. Tujuan dari uji ini adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinieritas. adanya multikolinieritas dapat digunakan VIF (Variance Inflation Factor) dengan rumus sebagai berikut:
Untuk melihatVIF =        1/1-R2

VIF = 1, mengindikasikan tidak ada korelasi yang signifikan antar variabel bebas
VIF > 1, mengidikasikan bahwa ada korelasi antar variabel bebas
VIF > 5-10, mengindikasikan bahwa salah satu variabel bebas merupakan fungsi dari variabel prediktor lain.

Menurut Sulaiman (2004:89), multikolinearitas berarti ada hubungan linier yang ”sempurna” (pasti) diantara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel, salah satunya cara adalah dengan melihat dari nilai variance inflation factor (VIP) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
3.8.2. Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Ada dua cara yang bisa digunakan untuk menguji normalitas, yaitu:
1. Analisis grafik (normal p-p plot)

Dasar dari pengambilan keputusan uji ini adalah apabila pada tampilan grafik, data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2.       Analisis statistic (analisis z skor skewness dan kurtosis) one sample kolmogorov-smirnov test. Jika nilai signifikansi dari hasil uji kolmogorov-smirnov ≥ 0,05,maka terdistribusi normal.
3.9. Metode Analisis Data
Sesuai dengan tujuan penelitian dan rumusan hipotesis, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier berganda yang menurut Suharyadi (2004:507) adalah analisa yang digunakan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Adapun model persamaan regresinya sebagai berikut:
Y = a + b1X2 + b2X2 + b3X3
Keterangan:
Y              =kepuasan pengguna
a, b         = Koefisien regresi
X1           = Technical quality
X2           = Funcional Quality
X3           = Corporate Image

Regresi berganda juga digunakan untuk melihat apakah variabel bebas mampu secara menyeluruh bersama-sama menjelaskan tingkah laku variabel tidak bebas, untuk pengujian ini dikenal degnan uji F. Selain mengetahui kemampuan secara bersama-sama variabel bebas menjelaskan variabel tidakbebas, juga perlu diketahui apakah setiap varibel bebas juga berpengaruh terhadap varibel tidak bebasnya, untuk pengujian ini dikenal dengan uji t.
Adapun rumus uji F dan uji t adalah sebagai berikut:
3.9.1. Uji F (Uji simultan)
Langkah-langkah uji F atau uji simultan adalah sebagai berikut:
1.  Perumusan Hipotesis
Ho          = Technical quality, Funcional Quality, Corporate Image tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna
Ha           = Technical quality, Funcional Quality, Corporate Image berpengaruh terhadap kepuasan pengguna
2. Menentukan taraf nyata. Dalam penelitian ini level of significant α= 5%
F tabel = F α(k-1)(n-k)
3. Menentukan uji statistik
Fhit = R 2 (k − 1)/(1 − R 2 ) /( N − k )
Keterangan :
F              = F hitung
R2           = Koefisien korelasi ganda
K             = Jumlah variabel bebas
N             = Jumlah sampe
4. menentukn daerah keputusan. Daerah keputusan ditentukan berdasarkan pada uji statistik F
                F<α maka menerima Ho
                F>α menolak Ho
5.mengambil keputusan
Apabila hasil uji F menolak Ho, maka model regresi yang diperoleh dapat digunakan


3.9.2. Uji t (uji parsial)

Langkah-langkah untuk uji t adalah;
1. Perumusan Hipotesis
Ho= Variabel Technical quality tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
Ha= Variabel technical quality berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.
Ho= Variabel Funcional Quality tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.
Ha= Variabel Funcional Quality berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
Ho= Variabel Corporate Image tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.
Ha= Variabel Corporate Image berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.

2. Menentukan nilai kritis dengan level of significant α = 5%
t tabel=ta/2:n-k
3. menentukan uji statistik
t hit =b-B/Sb
Keterangan:
b             = Koefisien variabel
B             = Koefisien regresi parsial
Sb           = kesalahan baku
4.menentukan daerah keputusan
Thitung<ttable , maka menerima Ho
Thitung>ttable, maka menolak Ho
5.mengambil keputusan
Apabila Ho ditolak, maka variabel X tersebut memiliki konstribusi yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar