Terletak di tepi jalan raya
purwodadi – semarang berjarak ± 27 km dari kota purwodadi ke arah barat. Tepatnya di desa mangarmas,
kecamatan godong . Di komplek ini terdapat beberapa keanehan alam yang dapat
dinikmati,yaitu :
Ø API
ABADI
Ø SENDANG
DUDO
Ø BATU
BOBOT
LEGENDA API ABADI
MRAPEN
Kata mrapen di
ambil dari kata prapen yang artinya perapian. Alkisah setelah tentara demak
mengalahkan tentara girindrawardana yang mencoba menguasai Kerajaan Majapahit,
maka banyak rakyat yang dengan suka rela masuk agama Islam yang disiarkan oleh
Sunan Kalijogo. Seua barang yang beharga di pindahkan ke kerajaan demak.
berhubungan barang sangat banyak maka rombongan di bagi dua. yang melalui darat
di pimpin oleh sunan kalijogo, sedang yang melalui air di pimpin oleh sunan
bonang. dapat kita bayangan betapa susahnya perjalanan yang di tempuh oleh
sunan kalijogo beserta rombonganya yang di lalui masih berupa hutan lebat
disertai beban yang tidak sedikit jumlahnya.
Sesampainya
sunan kalijogo dan rombingan pada suatu tempat untuk beristirahat karena anak
buahnya sudah banyak yang lelah dan haus.
karean tidak ada sumber air di tempat tersebut maka sunan kalijogo mencari
sumber air dengan menancapkan tongkatnya. ketika tongkat di cabut maka
keluarlah airnya. dengan senang hati seluruh rombongan segera minum dan mandi
sepuasnya. ketika malam mulai menjelang,
rasa lapar dan dingin mulai di rasakan oleh selruh rombongan. untuk yang kedua
kalinya sunan kalijogo menancapkan tongkatnya untuk mendapatkan api guna
memasak dan menghangatkan badan. Ketika tongkat di cabut maka keluarlah apinya.
sampai sekarang sumber air dan api masih ada, untuk sumber airnya dinamakan
oleh penduduk setempat dengan “sendang dudo” sedangkan sumber apinya dikenal
dengan “Api Abadi Mrapen”. Karena api ini selalu menyala baik siang maupun
malam dalam segala cuaca.
Esok harinya
ketika sunan bermaksud melanjutkan perjalanan, tiba-tiba salah seorang anak
buahnya berteriak karena ada emas berada di atas bunga kelapa (manggar), oleh
sunan kalijogo kemudian di jelaskan bahwa itu bukanlah emas melainkan tetes
embun yang berkilauan karena terkna sinar matahari. tempat tersebut oleh sunan
kalijogo kemudian di namakan Desa ManggarMas.
Ketika rombongan
siap berangkat salah seorang anak buahnya sunan kalijogo merasa keberatan
dengan barang bawaanya, oleh sunan kalijogo kemudian di perkenankan agar barang
tersebut di tinggal saja di tempat itu. ada pun barang tersebut berupa batu
ombak yang oleh penduduk setempat kemudian
dinamakan “Batu Bobot”, dan dipercaya
mempunyai nilai religi, batu tersebut yaitu untuk menimbang apakah usaha yang
akan dilakukan orang yang mengangkat batu tersebut bisa berhasil atau tidak.
Joko
Supo yang oleh Sunan Kalijogo diberigelar empu karena sangat ahli dalam membuat
keris diperintahkan oleh Sunan Kalijjogo untuk membuat keris sebanyak-banyaknya
guna menjaga pertahanan kerajaan demak. Adapun daerah yang dipilih oleh Sunan
Kalijogo untuk membuat keris tersebut Mrapen di Desa Manggarmas, karena di
daerah tersebut telah memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai tampat pembuatan
keris Sendang Dudo akhirnya digunakan untuk menyepuh lempengan-lempengan besi,
sedang api abadi digunakan untuk membakar lempengan besi dan Batu Bobot untuk
alas pembuatan keris.
Konon
menurut cerita dulu air tersebut berwarna bening, namun karena digunakan oleh
Empu Supo untuk mencuci keris buatannya. Maka air yang ada di Sendang Dudo
tersebut menjadi keruh dan seperti mendidih tetapi tidak panas.
Aku wong Purwodadi, jadi ya tahu betul tentang lokasi Api Mrapen ini berada,...
BalasHapus