Objek wisata ini terletak di Desa
kuwu, kecamatan kradenan ± 28 km kearah timur dari kota purwodadi . keanehan yang
ada di objek wisata ini adalah adanya letupan-letupan lumpur yang airnya
mengandung garam, padahal letaknya cukup jauh dari laut. konon menurut cerita
rakyat, keanehan di sebabkan adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan
laut selatan. lubang itu sendiri terjadi dari perjalanan joko linglung anak aji
saka yang berwujud seekor naga. dari laut selatan menuju kerajaan medang
kamolan.
LEGENDA BLEDUG KUWU
Alkisah pada
sebuah kerajaan medang kamolan diperintahkan oleh dewata cengkar, terkenal
sangat kejam dan angkara murka. kegemaran raja itu bersantap darah dan daging
manusia, sehingga rakyatnya selalu di cekam dengan rasa cemas dan ketakutan.
kebiasaan bersantap darah dan daging manusia bermula dari kejadian terpotongnya
jari juru masak kerajaan, sehingga jari dan darah secara tak sengaja tercampur
dalam masakan. ketika raja sedang bersantap, dia menjadi heran karena masakanya
terasa enak dan lezat, maka di panggilnya juru masak untuk di minta penjelasan tentang
rasa makananya tersebut. dengan rasa takut, juru masak menjelaskan pada rajanya.
kemudian sejak saat itu pula raja memerintahkan pada para pengawalnya agar
setiap harinya untuk menyediakan darah dan daging manusia untuk di santap.
sebagai santapan sang raja. namun sebelum sang raja akan menyantapnya, aji saka
mempunyai permintaan pada sang raja. permintaan tersebut bahwa raja dewata cengkar di minta untuk memegang
ujung serban(ikat kepala) yang di
pakainya. setelah ikat kepala mulai dilepas, ternyata ikat kepala tersebut
menjadi panjang sekali, sehingga sampailah dewata cengkar berada di tepi laut
selatan (segoro kidul). maka seketika itu pula aji saka mengibaska ikat
kepalanya tersebut dan menyebabkan dewata cengkar tersebut masuk di laut
selatan yang kemudian berubah menjadi bajul putih.
Setelah meninggalkan prabu
dewata cengker, rakyat menjadi senang dan
aji saka dia angkat sebagai raja medang kamolan. pada saat raja aji saka sedang
berkeliling di daerah kerajaanya , beliau singah di rumah penduduk. kebetulan
waktu itu ada anak perawan yang sedang menumbuk padi .melihat jarit anak perawan
tersebut tersingkap ke atas, dan kelihatan betis dan pahanya yang mulus, maka
meneteslah air mani aji saka jatuh ke tanah kemudian air mani tersebut di patuk
oleh seekor ayam. ayam tersebut bertelur dan tiba saatnya menetas menjadi seekor
ular naga yang bisa berbicara. merasa ular tersebut masih keturunan aji saka,
maka dia pergi menghadap sang raja di kerajaan. sebagai raja yang bijaksana
maka ular naga tersebut akan di akui. sebagai anaknya apabila dapat mengalahkan
musuhnya yaitu bajul putih yang berada di laut selatan. maka berangkatlah sang
naga tersebut memenuhi perintah ayahnya.
Setelah berhasil
membunuh bajul putih, maka naga tersebut pulang ke medang komolan dengan
melalui jalan di bawah tanah. ketika perjalanan di rasa sampai, dia muncul di
permukaan antara lain di desa jono, kecamatan tawang harjo karena belum
menemukan tempat yang di tuju kemudian meneruskan perjalananya menjadi bingung
karena belum menemukan ayahnya, sehingga dinamakan” joko linglung”.
Tempat-tempat
munculnya joko linglung sampai sekarang airnya terasa asin, sehingga oleh
penduduk setempat dapat di manfaatkan untuk pembuatan garam. dan untuk terakhir
kalinya joko linglug muncul di desa kuwu kecamatan kradenan. di tempat inilah
joko linglung beserta lelembut yang di kalahkan beristrirahat. di tempat ini ki
joko linglung tidak di senangi oleh warga setempat karena sering memangsa
ternak penduduk. ketika raja aji saka mendengar hal tersebut maka di
perintahkanya joko linglung betapa di suatu tempat dan tidak diperbolehkan
makan apapun kecuali yang masuk ke dalam mulutnya sendiri.
Kembali joko
linglung memenuhi perintah sang ayah untuk betapa dengan membuka mulutnya
lebar-lebar. karena sudah betapa terlalu lama, mulut joko linglung akhirnya
menyerupai sebuah goa.
Konon cerita,
ada 10 anak pencari rumput, berhubung yang seorang berpenyakit kudis, maka dia
di kucilkan teman-temanya. ketika mereka sedang mencari rumput, tiba-tiba hujan
turun. dengan segera 9 anak tersebut berlindung di dalam goa secara tak sengaja
mencabik-cabiknya dengan sabitnya di mulu goa, betapa terkejutnya anak tersebut
karena mulut goa tersebut mengeluarkan darah. karena sakit joko linglung
mengatupkan mulutnya sehingga termakanlah sembilan anak pencari rumput tersebut.
sampai sekarang munculnya joko linglung di Desa kuwu, kecamatan kradenan sampai
sekarang menimbulkan letupan-letupan sangat besar dan bersuara “bledug”, maka
oleh penduduk setempat dinamakan bledug kuwu dan airnya dapat di manfaatkan
untuk membuat garam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar