Kamis, 31 Mei 2012

WISATA BLEDUG KUWU



Objek wisata ini terletak di Desa kuwu, kecamatan kradenan ± 28 km kearah timur dari kota purwodadi . keanehan yang ada di objek wisata ini adalah adanya letupan-letupan lumpur yang airnya mengandung garam, padahal letaknya cukup jauh dari laut. konon menurut cerita rakyat, keanehan di sebabkan adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan laut selatan. lubang itu sendiri terjadi dari perjalanan joko linglung anak aji saka yang berwujud seekor naga. dari laut selatan menuju kerajaan medang kamolan.

LEGENDA BLEDUG KUWU
Alkisah pada sebuah kerajaan medang kamolan diperintahkan oleh dewata cengkar, terkenal sangat kejam dan angkara murka. kegemaran raja itu bersantap darah dan daging manusia, sehingga rakyatnya selalu di cekam dengan rasa cemas dan ketakutan. kebiasaan bersantap darah dan daging manusia bermula dari kejadian terpotongnya jari juru masak kerajaan, sehingga jari dan darah secara tak sengaja tercampur dalam masakan. ketika raja sedang bersantap, dia menjadi heran karena masakanya terasa enak dan lezat, maka di panggilnya juru masak untuk di minta penjelasan tentang rasa makananya tersebut. dengan rasa takut, juru masak menjelaskan pada rajanya. kemudian sejak saat itu pula raja memerintahkan pada para pengawalnya agar setiap harinya untuk menyediakan darah dan daging manusia untuk di santap. sebagai santapan sang raja. namun sebelum sang raja akan menyantapnya, aji saka mempunyai permintaan pada sang raja. permintaan tersebut bahwa  raja dewata cengkar di minta untuk memegang ujung serban(ikat kepala)  yang di pakainya. setelah ikat kepala mulai dilepas, ternyata ikat kepala tersebut menjadi panjang sekali, sehingga sampailah dewata cengkar berada di tepi laut selatan (segoro kidul). maka seketika itu pula aji saka mengibaska ikat kepalanya tersebut dan menyebabkan dewata cengkar tersebut masuk di laut selatan yang kemudian berubah menjadi bajul putih.
 Setelah meninggalkan prabu dewata cengker, rakyat menjadi senang  dan aji saka dia angkat sebagai raja medang kamolan. pada saat raja aji saka sedang berkeliling di daerah kerajaanya , beliau singah di rumah penduduk. kebetulan waktu itu ada anak perawan yang sedang menumbuk padi .melihat jarit anak perawan tersebut tersingkap ke atas, dan kelihatan betis dan pahanya yang mulus, maka meneteslah air mani aji saka jatuh ke tanah kemudian air mani tersebut di patuk oleh seekor ayam. ayam tersebut bertelur dan tiba saatnya menetas menjadi seekor ular naga yang bisa berbicara. merasa ular tersebut masih keturunan aji saka, maka dia pergi menghadap sang raja di kerajaan. sebagai raja yang bijaksana maka ular naga tersebut akan di akui. sebagai anaknya apabila dapat mengalahkan musuhnya yaitu bajul putih yang berada di laut selatan. maka berangkatlah sang naga tersebut memenuhi perintah ayahnya.
Setelah berhasil membunuh bajul putih, maka naga tersebut pulang ke medang komolan dengan melalui jalan di bawah tanah. ketika perjalanan di rasa sampai, dia muncul di permukaan antara lain di desa jono, kecamatan tawang harjo karena belum menemukan tempat yang di tuju kemudian meneruskan perjalananya menjadi bingung karena belum menemukan ayahnya, sehingga dinamakan” joko linglung”.
Tempat-tempat munculnya joko linglung sampai sekarang airnya terasa asin, sehingga oleh penduduk setempat dapat di manfaatkan untuk pembuatan garam. dan untuk terakhir kalinya joko linglug muncul di desa kuwu kecamatan kradenan. di tempat inilah joko linglung beserta lelembut yang di kalahkan beristrirahat. di tempat ini ki joko linglung tidak di senangi oleh warga setempat karena sering memangsa ternak penduduk. ketika raja aji saka mendengar hal tersebut maka di perintahkanya joko linglung betapa di suatu tempat dan tidak diperbolehkan makan apapun kecuali yang masuk ke dalam mulutnya sendiri.
Kembali joko linglung memenuhi perintah sang ayah untuk betapa dengan membuka mulutnya lebar-lebar. karena sudah betapa terlalu lama, mulut joko linglung akhirnya menyerupai sebuah goa.
Konon cerita, ada 10 anak pencari rumput, berhubung yang seorang berpenyakit kudis, maka dia di kucilkan teman-temanya. ketika mereka sedang mencari rumput, tiba-tiba hujan turun. dengan segera 9 anak tersebut berlindung di dalam goa secara tak sengaja mencabik-cabiknya dengan sabitnya di mulu goa, betapa terkejutnya anak tersebut karena mulut goa tersebut mengeluarkan darah. karena sakit joko linglung mengatupkan mulutnya sehingga termakanlah sembilan anak pencari rumput tersebut. sampai sekarang munculnya joko linglung di Desa kuwu, kecamatan kradenan sampai sekarang menimbulkan letupan-letupan sangat besar dan bersuara “bledug”, maka oleh penduduk setempat dinamakan bledug kuwu dan airnya dapat di manfaatkan untuk membuat garam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar